NAMA : WIRA SAGALA
NIM :
20100420030
KELAS : D
PENDAHULUAN
Mulai dari
zaman prasejarah telah menunjukan bahwa manusia di zaman itu telah mengenal
adanya hitung-menghitung meskipun dalam bentuk yang sangat sederhana. Dengan
semakin majunya peradapan manusia menyebabkan pentingnya pencatatan,
pengihktisaran dan pelaporan sebagai bagian dari proses transaksi. Sehingga
akuntansi sebagai hasil dari proses transaksi telah mengalami metamorfosis
yang panjang untuk menjadi bentuk yang modern seperti saat ini.Akuntansi
merupakan suatu sistem untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan
oleh para pemakainya dalam pengambilan keputusan. Keterampilan matematis
sekarang ini telah berperan dalam menganalisis permasalahan keuangan yang
kompleks. Begitu pula dengan kemajuan dalam tehnologi komputer akuntansi yang
memungkinkan informasi dapat tersedia dengan cepat. Tetapi, seberapa canggihpun
prosedur akuntansi yang ada, informasi yang dapat disediakan pada dasarnya
bukanlah merupakan tujuan akhir. Tujuan informasi tersebut adalah memberikan
petunjuk untuk memilih tindakan yang paling baik untuk mengalokasikan sumber
daya yang langka pada aktivitas bisnis dan ekonomi. Namun, pemilihan dan
penetapan keputusan tersebut melibatkan berbagai aspek termasuk perilaku dari
para pengambil keputusan. Dengan demikian akuntansi tidak dapat dilepaskan dari
aspek perilaku manusia serta kebutuhan organisasi akan informasi akuntansi.
Kesempurnaan teknis tidak pernah mampu mencegah orang untuk mengetahui
bahwa tujuan jasa akuntansi bukan hanya sekedar teknik yang didasarkan pada
efektivitas dari segala prosedur akuntansi, melainkan bergantung pada bagaimana
prilaku orang-orang di dalam organisasi.
PEMBAHASAN
A.
Definisi Akuntansi Perilaku - Tinjauan Umum
Akuntansi
merupakan suatu sistem untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan
oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan bisnis. Tujuan
informasi tersebut adalah memberikan petunjuk dalam memilih tindakan yang
paling baik untuk mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktivitas bisnis
dan ekonomi. Motivasi dan perilaku dari pelaksana sistem informasi akuntansi
menjadi aspek penting dari suatu sistem informasi akuntansi. Pihak pemakai
laporan keuangan dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu pemakai internal (internal
user) dan pemakai eksternal (external user). Pemakaian oleh pihak
internal dimaksudkan untuk melakukan serangkaian evaluasi kinerja. Pihak
eksternal juga memiliki suatu rangkaian perilaku yang dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan organisasi. Pihak eksternal sama dengan pihak internal,
tetapi mereka labih berfokus pada jumlah investasi yang mereka lakukan dalam
organisasi tersebut.
Akuntansi keprilakuan menjelaskan bagaimana perilaku
manusia mempengaruhi data akuntansi dan
keputusan bisnis serta
bagaimana mempengaruhi keputusan bisnis dan perilaku manusia.
Binberg dan
Shields (1989) mengklasifikasikan riset akuntansi keperilakuan dalam lima
aliran (school) , yaitu :
1.
Pengendalian manajemen (management control)
2.
Pemrosesan informasi akuntansi (accounting
information processing)
3.
Desain sistem informasi (information system design)
4.
Riset audit (audit research)
5.
Sosiologi organisasional (organizational sociology)
Informasi
akuntansi dirancang untuk suatu dasar bagi pengambilan banyak keputusan penting
di dalam maupun diluar perusahaan. Sistem informasi dimanfaatkan untuk membantu
dalam proses perencanaan, pengkoordinasian dan pengendalian yang kompleks,
serta aktivitas yang saling berhubunga untuk memotivasi orang-orang pada semua
tingkatan didalam perusahaan Awal perkembangan riset akuntansi keperilakuan
menekankan pada aspek akuntansi manajemen khususnya penganggaran (budgeting),
namun yang dominan dalam hal ini terus berkembang dan bergeser searah akuntansi
keuangan, sistem informasi akuntansi, dan audit. Banyak volume riset atas
akuntansi keperilakuan dan meningkatnya sifat spesialisasi riset, serta
tinjauan studi secara periodik, akan memberikan manfaat untuk beberapa tujuan
berikut ini :
- Memberikan gambaran state of the art terhadap minat khusus dalam bidang baru yang ingin diperkenankan
- Membantu dalam mengindentifikasikan kesenjangan riset
- Untuk meninjau dengan membandingkan dan membedakan kegiatan riset melalui sebidang akuntansi, seperti audit, akuntansi manajemen dan perpajakan
Perkembangan
yang pesat dalam akuntansi keperilakuan lebih disebabkan karena akuntansi
secara simultan dihadapkan dengan ilmu-ilmu social secara menyeluruh. Akuntansi
keperilakuan menggunakan metodelogi ilmu pengetahuan perilaku untuk melengkapi
gambaran informasi dengan mengukur dan melaporkan faktor manusia yang
mempengaruhi keputusan bisnis dan hasil mereka. Akuntansi keperilakuan
menyediakan suatu kerangka yang disusun berdasarkan teknik berikut ini :
- Untuk memahami dan mengukur dampak proses bisnis terhadap orang-orang dan kinerja perusahaan
- Untuk mengukur dan melaporkan perilaku serta pendapat yang relevan terhadap perencanaan strategis
- Untuk mempengaruhi pendapat dan perilaku guna memastikan keberhasilan implementasi kebijakan perusahaan
B. Ruang Lingkup
Terdapat tiga pilar utama Akuntansi Keperilakuan yaitu: perilaku manusia,
akuntansi, dan organisasi. Akuntansi keperilakuan (behavioral accounting)
adalah cabang akuntansi yang mempelajari hubungan antara perilaku manusia
dengan sistem akuntansi (Siegel, G. et al. 1989). Istilah sistem
akuntansi yang dimaksud di sini dalam arti yang luas yang meliputi seluruh alat
pengendalian manajemen yang meliputi sistem
pengendalian, sistem penganggaran, manajemen pertangungjawaban, dan
lain-lain. Secara lebih terinci ruang lingkup akuntansi keperilakuan
meliputi:
1.
Mempelajari pengaruh antara
perilaku manusia terhadap penggunaan
sistem akuntansi,
yang diterapkan dalam perusahaan, yang berarti
bagaimana sikap dan gaya kepemimpinan manajemen mempengaruhi sifat
pengendalian akuntansi dalam perusahaan.
2.
Mempelajari pengaruh sistem
akuntansi terhadap perilaku manusia,
yang berarti bagaimana sistem akuntansi
mempengaruhi motivasi, produktivitas, pengambilan keputusan.
3.
Metode untuk memprediksi
perilaku manusia dan strategi untuk mengubahnya, yang berarti bagaimana
sistem akuntansi dapat dipergunakan untuk mempengaruhi
perilaku.
C. Perkembangan
Sejarah Akuntansi Keperilakuan
Riset akuntansi keperilakuan merupakan suatu bidang baru yang secara luas
berhubungan dengan perilaku individu, kelompok, dan organisasi bisnis, terutama
yang berhubungan dengan proses informasi akuntansi dan audit. Studi terhadap
perilaku akuntan atau perilaku dari non akuntan telah banyak dipengaruhi oleh
fungsi akuntan dan laporan (Hofstede dan Kinerd, 1970). Riset akuntansi
keperilakuan meliputi masalah yang berhubungan dengan:
1. Pembuatan
keputusan dan pertimbangan oleh akuntan dan auditor.
2. Pengaruh
dari fungsi akuntansi seperti partisipasi dalam penyusunan anggaran,
karakteristik sistem informasi, dan fungsi audit terhadap perilaku baik
karyawan, manajer, investor, maupun Wajib Pajak.
3. Pengaruh
dari hasil fungsi tersebut, seperti informasi akuntansi dan pengunaan
pertimbangan dalam pembuatan keputusan
Pada bulan
Juni 1951, Controllership Foundation of America mensponsori suatu riset untuk
menyelidiki dampak anggaran terhadap manusia. Sejumlah penjelasan dan
kesimpulan dari hasil riset mengenai perangkap keperilakuan pada anggaran dan
pembuatan anggaran dalam banyak pemikiran masih bersifat sementara, dan oleh
karena itu masih perlu disempurnakan.
Paradigma
riset perilaku yang dilakukan oleh Steadry (1960) dalam disertasinya telah
menggali pengaruh anggaran motivasional dengan menggunakan suatu eksperimen
analog. Selanjutnya disusul oleh karya Benston (1963) serta Churcil dan Cooper
(1965) yang memfokuskan pada akuntansi manajerial dan pengaruh fungsi akuntansi
pada perilaku. Riset-riset ini berlanjut pada tahun 1970-an dengan satu
rangkaian studi oleh Mock (1969-1973), Barefield (1972), Magee dan Dickhout
(1978), Benbasat dan Dexter (1979). Fokus dari studi-studi tersebut adalah pada
akuntansi manajerial, namun penekanannya mengalami pergeseran dari pengaruh
fungsi akuntansi ke perilaku terhadap pemrosesan informasi oleh pembuat
keputusan. Studi yang mempengaruhi bidang ini dilakukan oleh Ashton (1974) dan
Libby (1975), yang membantu membentuk suatu standar dalam desain eksperimental
dan validitas internal untuk pertimbangan riset yang diikuti.
Mulai dari
tahun 1960 sampai 1980-an, jumlah artikel mengenai akuntansi keperilakuan
semakin meningkat. Artikel pertama menggambarkan mengenai akuntansi
keperilakuan, sementara artikel selanjutnya membahas mengenai teori dan konsep
ilmu pengetahuan keperilakuan dalam kaitannya dengan akuntansi serta
implikasinya bagi prinsip-prinsip akuntansi dan praktisnya. Pertumbuhan studi
akuntansi keperilakuan mulai muncul dan berkembang, terutama diprakarsai oleh
akademisi profesi akuntan. Penggabungan aspek-aspek perilaku pada akuntansi
menunjukkan adanya pertumbuhan minat akan bidang riset ini. Berbagai variabel
perilaku yang terus dipelajari oleh para akuntan terkait dengan akuntansi dapat
dilihat pada gambar dibawah ini,
D.
Landasan Teori dan Pendekatan Akuntansi Keperilakuan
Hidayati (2002) menjelaskan bahwa sebagai bagian dari ilmu keperilakuan (behavior
science), teori-teori akuntansi keperilakuan dikembangkan dari riset
empiris atas perilaku manusia dalam organisasi. Dengan demikian, peranan riset
dalam pengembangan ilmu itu sendiri tidak diragukan lagi.
1.
Dari Pendekatan Normatif ke Deskriptif
Pada awal perkembangannya, desain
riset dalam bidang akuntansi manajemen masih sangat sederhana, yaitu hanya
memfokuskan pada masalah-masalah perhitungan harga pokok produk. Seiring dengan
perkembangan teknologi produksi, permasalahan riset diperluas dengan
diangkatnya topic mengenai penyusunan anggaran, akuntansi pertanggungjawaban,
dan masalah harga transfer. Meskipun demikian, berbagai riset tersebut masih
bersifat normatif.
Pada tahun
1952 C. Argyris menerbitkan risetnya pada tahun 1952, desain riset akuntansi
manajemen mengalami perkembangan yang signifikan dengan dimulainya usaha untuk
menghubungkan desain system pengendalian manajemen suatu organisasi dengan
perilaku manusia. Sejak saat itu, desain riset lebih bersifat deskriptif dan
diharapkan lebih bisa menggambarkan kondisi nyata yang dihadapi oleh para
pelaku organisasi.
2.
Dari Pendekatan Universal ke Pendekatan Kontijensi
Riset
keperilakuan pada awalnya dirancang dengan pendekatan universal (universalistic
approach), seperti riset Argyris (1952), Hopwood (1972), dan Otley (1978).
Tetapi, karena pendekatan ini memiliki banyak kelemahan, maka segera muncul
pendekatan lain yang selanjutnya mendapat perhatian besar dalam bidang riset,
yaitu pendekatan kontinjensi (contingency approach).
Berbagai
riset yang menggunakan pendekatan kontinjensi dilakukan dengan tujuan
mengidentifikasi berbagai variabel kontinjensi yang mempengaruhi perancangan
dan penggunaan sistem pengendalian manajemen. Secara ringkas, berbagai variabel
kontinjensi yang mempengaruhi desain system pengendalian manajemen tersebut
adalah sebagai berikut:
a)
Ketidakpastian (uncertainty) seperti tugas,
rutinitas, repetisi, dan faktor-faktor eksternal lainnya.
b)
Teknologi dan saling ketergantungan (technology and
interdependence) seperti proses produksi, produk masal, dan lainnya.
c)
Industri, perusahaan, dan unit variabel seperti
kendala masuk ke dalam industri, rasio konsentrasi, dan ukuran perusahaan.
d)
Strategi kompetitif (competitive strategy)
seperti penggunaan biaya rendah atau keunikan.
e)
Faktor-faktor yang dapat diamati (observability
factor) seperti desentralisasi, sentralisasi, budaya organisasi dan lainnya
Chenhall dan
Morris meneliti tentang hubungan antara variabel kontinjensi ketidakpastian
lingkungan dan ketergantungan organisasi terhadap hubungan antara struktur
organisasi dan persepsi atas manfaat sistem akuntansi.
KESIMPULAN
Dalam
akuntansi perilaku ini yang menjadi sorotan adalah dampak dari informasi
akuntansi terhadap perilaku orang yang membaca atau menyiapkannya. Juga melihat
bagaimana reaksi manusia terhadap informasi yang akuntansi yang diberikan.
Dampak perilaku dari system budget terhadap prilaku, dampak system
responsibility accounting terhadap oerilaku, dampak system desentralisasi
ataupun sentralisasi pengambilan keputusan terhadap perilaku, dimensi perilaku
dalam system pengawasan internal, beberapa pola perilaku auditor, aspek
perilaku dalam proses pengambulan keputusan, factor perilaku dalam kebutuhan
pengungkapan, aspek perilaku dalam akuntansi sumber daya manusia, dan
sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
mbak kok layar blog nya ciut mat too jadi agak" susah bacanya hehehe...
ReplyDeleteBetMGM Casino - JamBase
ReplyDeleteDownload our BetMGM mobile app for iOS and 청주 출장마사지 Android. BetMGM Casino 군포 출장마사지 mobile app. The app is mobile-friendly, with both an 부천 출장샵 exclusive bonus and 강원도 출장샵 free 당진 출장안마 spins